Rabu, 24 Januari 2018

satuan berat benda


Tujuan pembelajaran :
 - siswa dapat mengenal berbagai macam alat ukur berat
- siswa dapat membaca berat benda
-siswa dapat mengetahui satuan berat benda dan konversinya

SATUAN BERAT BENDA  

Satuan berat adalah salah satu materi yang dipelajari pada pelajaran Matematika. Materi ini sudah
diajarkan mulai dari tingkat dasar.
Mempelajari tentang satuan berat sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa mengaplikasikan secara langsung dalam kehidupan. Contohnya saja jika sedang berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar atau pun yang lainnya. Ragam satuan berat berbeda-beda. Satuan berat yang umum digunakan di Indonesia dan di luar negeri juga berbeda. Satuan berat yang digunakan pada zaman dahulu dan zaman sekarang juga berbeda. Satuan berat yang telah dicontohkan di atas merupakan satuan berat yang digunakan dalam kehidupan yang modern.
Alat yang sering digunakan untuk mengetahui berat dari suatu barang disebut timbangan. Timbangan sangat bervariasi. Beragam timbangan memang sengaja diciptakan untuk mengetahui berat dari suatu barang yang ingin ditimbang. Contohnya saja, ada timbangan badan, timbangan bebek yang sering digunakan di pasar, timbangan kue, maupun timbangan digital, timbangan emas/neraca.




timbangan bebek






timbangan kue





     timbangan digital



timbangan neraca









    timbangan badan



                      Tangga Satuan Berat

Untuk mempelajari satuan berat dengan mudah, kita bisa menggunakan tangga satuan berat. Tangga satuan berat ini akan memudahkan kita dalam menghitung suatu berat jika menggunakan satuan tertentu, dan kemudian dihitung dengan menggunakan satuan lainnya. Sebelum melihat tentang seperti apa tangga satuan berat, mari simak terlebih dahulu beberapa satuan berat yang sering digunakan.
Ragam satuan berat yang akan dipelajari di sekolah dasar adalah sebagai berikut!
  1. Kg
  2. Hg
  1. Dag
  1. Gram
  1. Dg
  1. Cg
  2. Mg
Satuan gram sering digunakan dalam menghitung benda yang terbilang ringan seperti emas maupun buah-buahan. Namun jika satuannya sudah mencapai kg, tentu saja satuan tersebut digunakan untuk mengukur berat dari barang yang berjumlah banyak seperti beras, gula, jagung dan lain-lain.
Selanjutnya, mari lihat tentang tangga konversi dari satuan berat dalam matematika yang lainnya. Untuk lebih memudahkannya, kita bisa memperhatikan tangga satuan berat berikut ini!
Belajar Satuan Berat Matematika Paling Efektif
Untuk tangga satuan berat gram dimulai dari  kilogram, hectogram, decagram, gram, desigram, centigram, dan miligram. Jika naik 1 tangga, maka sahabat harus mengalikan jumlahnya dengan 10. Sebaliknya, jika turun 1 tangga, sahabat harus membagikannya dengan 10.
contoh : 1 kg = 10 hg = 1000 gram

Satuan berat yang akan dipelajari pada pembelajaran tematik kelas 2 SD hanya satuan berat kg (kilogram), hg (hectogram) /ons , gram

Berikut video pembelajaran satuan berat dengan media tangga satuan berat



Langkah-langkah pembelajaran Satuan Berat untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar:

I. Langkah awal (observasi dan mengelompokkan jenis benda dengan timbangan)

Benda di sekitar kita memiliki berat yang berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia membeli berbagai macam barang dan kebutuhan. Untuk mengetahui berapa banyak atau berapa berat benda, kita membutuhkan timbangan saat melakukan transaksi jual beli.
Benda-benda yang biasanya kita timbang yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, daging, beras, tepung,mimyak, gula, dan barang-barang lainnya.

II. Langkah kedua ( Menimbang berat benda dengan timbangan dan membaca berat) 

Beras, mangga, wortel dapat menggunakan timbangan bebek dan digital.
Tepung, beras, dan gula dapat menggunakan timbangan kue dan digital,serta timbangan bebek.
Emas/perhiasan dapat menggunakan timbangan neraca.
Contoh kegiatan : 

berat badan = 121 kg
berat apel =  870 gram 
III. Langkah ketiga (membaca berat benda dengan menyebutkan satuan berat benda lalu 
       mengkonversikan sesuai satuan tangga)

beras 1 kg       = 10 hg     = 1000 gram                             jika 1/2 kg = 500 gram = 5 hg
mangga 2 kg   = 20 hg     2000 gram
terigu 3 kg      = 30 hg     =  3000 gram
                                                      







Selasa, 23 Januari 2018

evaluasi pembelajaran tema 6 subtema 1

profil

About me

Iis Lathifah
Bekerja sebagai seorang guru di SD Al-Fath. 10 tahun sebagai guru atau tenaga pendidik sekolah dasar merupakan pengalaman yang luar biasa. Profesi sebagai guru adalah tugas mulia. Sebagai seorang ibu dan seorang guru, profesi ini saling berkaitan satu sama lain. Kesabaran, profesionalisme, dan ketulusan hati menjadi landasan sebagai seorang "ibu" di sekolah ataupun sebagai seorang "ibu" di rumah. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya (Al-ummu madrosatul ula). Semoga kita semua sebagai seorang pendidik ataupun pengajar diberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalankan tugas mulia ini.

Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar memudahkan peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh seorang pengajar. Dalam kegiatan belajar tematik, peserta didik tidak dibebankan pada satu mata pelajaran saja sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh tapi menyenangkan. Berikut penjelasan mengenai pentingnya pembelajaran tematik.

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
  1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
  2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
  3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
  4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
  5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
  6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
  7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
B. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan Pembelajaran tematik mencakup:
1. Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (a) progresivisme, (b) konstruktivisme, dan (c) humanisme.
  • Aliran progresivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
  • Aliran konstruktivismeyang melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
  • Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan psikologis. Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3. Landasan yuridis. Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
C. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan (6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, (3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,
D. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
  1. Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
  2. Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
  3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
  4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
  6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
  7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Sumber:
Diambil dari: Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur Balitbang
============

pembelajaran tema 6 Sub Tema 1 ( Hewan di Sekitarku)

Hewan dan Tanamanku  













Tujuan Pembelajaran : 
1. siswa dapat membaca dan memahami teks 
2. siswa dapat menjawab pertanyaan bersadarkan wacana


I. Kegiatan awal (Pemahaman Wacana)

Rumah Lani dikelilingi berbagai macam tanaman yang tumbuh yang subur. Di belakang rumah Lani terdapat kandang ayam dan kelinci. Lani anak yang rajin. Setiap hari Lani merawat tanaman dan hewan peliharaannya. Kita sebagai manusia harus merawat tanaman dan hewan di sekitar kita agar tetap hidup karena hewan dan tanaman adalah mahluk hidup yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Siapa yang suka memelihara hewan dan tanaman?..........................................................
2. Dimana letak kandang ayam dan kelinci Lani?...................................................................
3. Mengapa kita harus merawat tanaman dan hewan?...........................................................

II. Kegiatan kedua (Belajar panjang pendeknya lagu sambil menari )

Tujuan Pembelajaran : 
1. siswa dapat menyanyik dan menirukan gerakan sesuai intruksi guru tentang lagu yang 
    didengar 
2. siswa dapat mengetahui bunyi panjang dan bunyi pendek pada lagu



Saat bernyanyi kita harus memperhatikan panjang dan pendek bunyinya. Panjang dan pendek bunyi dapat ditandai dengan menggunakan simbol.
Bunyi panjang dapat disimbolkan dengan (___)
Bunyi pendek dapat disimbolkan dengan ( . )

III. Kegiatan ketiga (Menimbang berat benda)

Tujuan Pembelajaran : 
1. siswa dapat mengetahui macam-macam alat ukur berat dan mengelompokkan berdasarkan       benda yang sesuai
2. siswa dapat membaca berat benda 
3. siswa dapat mengetahui satuan berat benda dan konversinya

Lani dan ayahnya memelihara ayam. Ayam dipelihara untuk dimanfaatkan telur dan dagingnya.  Lani dan ayah menimbang menggunakan timbangan lalu mengemasnya untuk dijual. Timbangan digunakan sebagai alat ukur mengetahui berat benda. Timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang telur dan daging ayam yaitu timbangan bebek, timbangan kue, dan timbangan digital.

     Timbangan kue
 
                                                         Timbangan bebek
                                                        Timbangan digital

1 kg = 10 hg               1 kg=1000 gram   

2 kg = 20 hg                2 kg = 2000 gram

1/2 kg = 5 hg              1/2 kg = 500 gram


Jawablah pertanyaan di bawah ini!
 
1. Pada bulan Januari Lani berhasil menjual  2kg telur dan 3 kg telur. Berapa gram telur 
    yang telah terjual? .........................................................................................................

2. 5 kg = ...........hg =.............gram

IV. Kegiatan keempat (Mempelajari bagian-bagian tubuh hewan dan cara merawatnya)

Tujuan Pembelajaran : 
1. siswa dapat mengidentifikasi bagian tubuh hewan
2. siswa dapat mengetahui fungsi dari bagian-bagian tubuh hewan
3. siswa dapat mengetahui cara merawat hewan


Ayam termasuk binatang unggas. bagian-bagian tubuh ayam yaitu ; paruh, sayap, taji, bulu, dan jengger. Setiap bagian tubuh hewan mempunyai fungsinya masing-masing.

Paruh pada tubuh ayam berfungsi untuk mengambil makanan. Sayap dan ekor berfungsi untuk alat keseimbangan. Bulu untuk melindungi tubuhnya. Taji sebagai senjata. Jengger sebagai pembeda ayam jantan dan betina.
Cara merawat hewan peliharaan diantaranya yaitu:
1. diberi makan dan minum
2. diberi tempat atau kandang
3. dibersihkan tempat atau kandangnya
4. untuk beberapa binatang, diberi obat atau dibawa ke dokter hewan jika sakit







Minggu, 14 Januari 2018

Perkalian kelas 2 SD

KONSEP DASAR PERKALIAN

Perkalian adalah tempat x isi atau penjumlahan yang berulang 
Contoh :

Hasil gambar untuk gambar konsep perkalian








Langkah penyelesaian :1. kotak adalah tempatnya dan jeruk adalah isinya2. jumlah jeruk ditambahkan secara berulang     2 + 2 + 2 + 2 = 8Jadi hasilnya adalah 8